TEKHNIK DUA MALLET
Sebuah mallet
instrumen tentunya tidak seperti snare drum tanpa pantulan. Dalam
berbagai cara, untuk mallet instrumen tepatnya pendekatan kami
tekhniknya berlawanan dengan snare drum.
Pertama dan paling
awal, fulcrum/penyangga/titik tumpu dibuat tepat di tengah-tengah
antara jari manis dan jari tengah yang memegang mallet secara utuh.
Penggunaan ini berlawanan untuk snare drum yang pegangannya
ditempatkan diantara jari telunjuk dan ibu jari ( digunakan untuk
memantulkan stick).
Dasar pemikiran
untuk punggung jari/telapak jari dan pendekatannya:
kita harus menciptakan cara
memantul yang berhenti sendiri secara alami. Cara ini membiarkan
kita untuk kontrol terhadap mallet di setiap saat.
Lebih banyak telapak tangan berada
di atas mallet, supaya lebih berat pendistribusiannya untuk
keyboard/bilah. Cara ini akan menambah produksi tone berlebihan.
Proyeksikan suara marimba yang
besar/luas seperti memenuhi “concert hall” dan vibraphone yang
dimainkan seperti di dalam sebuah gedung olah raga.
Biarkan jari telunjuk untuk
sedikit santai, yang menghadirkan tone legato ( melalui pengurangan
penekanan yang berlebihan pada jari telunjuk dan ibu jari.)
Tidak akan terjadi
ketegangan pada punggung jari, akan tetapi pada setiap waktu
jari-jari akan tersisa di atas mallet di setiap waktu ( tips untuk
punggung jari yang menyisakan sentuhan yang tetap dengan telapak
tangan). Punggung jari tidak akan bergerak semuanya kecuali ketika
penampilan secara ekstrim bergerak dengan cepat yang memerlukan
jari-jari yang lebih fleksibel/luwes. Jari-jari tersebut layaknya
dayung/sauh dari grip—mereka ada lebih dekat pada mallet dan jadi
sebuah bagian besar yang menghasilkan dinamika dan suara/tone.
Jari telunjuk dan
ibu jari hanya ditujukan untuk mallet, dan tidak akan memenceti
mallet dalam beberapa saat. Serupa dengan metode Steven dalam tekhnik
4 mallet, jari telunjuk akan menjadi rileks, lepas dari stick.
Tempatkan stick pada sendi pertama pada jari telunjuk dan rangkaikan
ibu jari diatasnya dengan ringan. Akan ada tekanan minimal antara
jari telunjuk dan ibu jari, untuk mencegah tekanan, yang pada
gilirannya menghindari sebuah suara yang lemas dan terlalu memaksa.
Ini juga menghemat sejumlah energi yang hilang dalam menghasilkan
sebuah pukulan.
Ibu jari kanan dan
kiri akan bertatap muka satu sama lain, hanya seperti penyesuaian
grip snare drum. Jika tangan diputar di atas mirip dengan grip
timpani french/perancis, kontrol dari mallet akan hilang.
Pukulan dasar
selalu ditandai dari pergelangan. Ini akan menjadi tekanan bahwa
pergelangan adalah 99% merupakan pukulan, dan lengan ditambahkan
hanya untuk melengkapi pergelangan dan memperbesar proyeksi diluar
ruangan. Jari-jari yang tidak digunakan untuk menghasilkan pukulan,
hanya untuk grip yang ringan dan maksud mallet pada kunci yang
diharapkan.
Informasi secara
tekhnikal:
Persiapan:
kapanpun kita memulai sebuah latihan, segmen musikal atau lembaran
bagian musik, kita akan membangun sebuah tempo yang biasa dari sebuah
sumber tempo tunggal. Secara tipikal leader akan memulai dengan 2
persiapan pukulan yang akan diikuti dengan 2 persiapan oleh semua
anggota dari front ansambel. persiapan – tangan dan mallet yang
semuanya akan bergerak—bukan gerakan lengan, tubuh, ataupun kepala.
Persiapan tidak dimaksudkan untuk dilihat para juri ataupun penonton.
Aturan #1: Anda
bergerak bersamaan dan bermain bersama-sama. Oleh karena itu tekhnik
dan keseragaman merupakan kepentingan sepenuhnya. Kita harus berusaha
untuk saling melihat dan bersuara yang sama pada setiap saat.
Penempatan mallet
pada keyboard: untuk dalam ruangan , kita akan menggunakan posisi
tengah keyboard ( secara langsung di atas resonator). Sisi
dari keyboard/ bilah yang akan digunakan hanya ketika secara mutlak
diperlukan (kecepatan yang tepat atau keterlibatan dari penggunan
stick 4 mallet).
TEKHNIK 4 MALLET
Pendekatan untuk
bermain 4 mallet adalah metode pegangan Tradisional( gaya eropa),
metode pegangan Steven(gaya amerika) dan pegangan Gary burton (bagus
untuk permainan vibra). Pendekatan tekhnikal pada vibraphone; jika
mallet untuk meredam atau memainkan double stroke, mungkin enak
menggunakan Burton grip. Penulis pakai tekhnik 4 mallet dengan
pendekatan Traditional Grip.Untuk pegangan ini nanti akan dibahas
secara khusus pada tulisan yang lain
Perhatian mendasar
untuk tekhnik 4 mallet:
jari telunjuk tetap rileks dalam
setiap saat (sama untuk semua jari yang lain)
mallet tetap di atas instrumen
dengan menggerakkan punggung pergelangan tidak dengan mengangkat
lengan. (mallet akan kembali ke posisi ini kapanpun tidak sedang
bergerak, semacam aturan dalam sebuah piano.)
tangan tetap serendah mungkin
terhadap instrumen atau mallet hampir sejajardengan bilah. ( jari
anda akan menjadi cukup rendah sampai usapannya melawan sisi dari
bilah.)
sisanya pada grip yang rileks dan
lembut dalam gerakan di setiap waktu.
Pendekatan terhadap
instrumen dalam sebuah ruangan dalam gedung harus lebih peka, bahkan
pada tingkat dinamika yang paling lembut. Anda bisa melakukan latihan
dengan mallet yang berat untuk mengawali pengembangan otot dan
kontrol pada semua tingkat dinamika kontras. Tapi sebagai catatan,
tidak boleh membuat ketegangan dalam pegangan/ grip. Ketika
menjelang pertunjukan berat dan jenis mallet harus disesuakan dengan
lagu yang akan dimainkan.
Untuk sebuah
diskripsi yang lebih rinci dari tekhnik 4 mallet silahkan konsultasi
pada pembimbing, pelatih /guru yang betul-betul memahami teori musik
dan berpengalaman dalam menggunakan 4 mallet.