Aspek-aspek
yang terkait dalam penampilan marching band pada dasarnya dikelompokkan
dalam dua kategori utama, yaitu aspek musikal dan aspek visual.
Pengelompokkan ini berpengaruh pula pada metode pelatihan pada proses
penyiapan sehingga sebuah grup marching band siap tampil. Umumnya
latihan atas masing-masing aspek tersebut dilakukan secara terpisah
terlebih dulu sebelum digabungkan sebagai satu penampilan utuh.
Aspek musikal
Lagu-lagu yang dibawakan dalam satu penampilan marching band umumnya membawa satu genre
yang sama atau merupakan kombinasi atas beberapa genre dalam satu tema
yang sama, namun demikian genre yang dibawa dalam satu penampilan
tiap-tiap marching band bisa berbeda-beda.
Secara
struktural, umumnya karakteristik lagu-lagu yang dibawakan tiap-tiap
marching band memiliki tipikal elemen yang sama. Bagian "pembuka" yang
ditujukan untuk meraih atensi penonton, "solo perkusi" atau disebut
dengan feature, "balada" yang menampilkan solo musik tiup
bersama dengan solo perkusi, dan "penutup" sebagai puncak dari
penampilan. Di masing-masing elemen tersebut sering pula diwarnai
dengan variasi teknik permainan, termasuk didalamnya permainan tempo,
birama, yang ditujukan untuk mendapatkan satu dinamika permainan yang
lebih seimbang, serta sebagai wahana menunjukkan kapabilitas grup yang
bersangkutan.
Aspek visual
Koreografi
merupakan inti utama dari aspek visual dalam penampilan marching band.
Di dalamnya melingkupi alur pola atas formasi baris berbaris yang
digunakan, aksi-aksi tari
yang dibawakan oleh para pemain bendera, gerakan-gerakan untuk
menampilkan satu efek visual tertentu yang dilakukan oleh satu,
sekelompok, atau seluruh pemain yang terlibat dalam formasi barisan.
Seringkali penampilan marching band menggunakan aksesoris-aksesoris
tambahan yang dimainkan oleh beberapa orang pemain untuk mendukung
mendapatkan efek visual tertentu secara keseluruhan.
Perangkat lunak
Bentuk
penampilan marching band yang dinamis umumnya membuat kompleksitas
aransemen lagu dan perancangan formasi barisan menjadi lebih tinggi.
Para pelatih marching band instrumen musik umumnya memanfaatkan perangkat lunak
sebagai alat bantu untuk memecahkan tingkat kompleksitas tersebut dalam
proses aransemen lagu, melakukan ekstraksi atas partitur ke dalam
tiap-tiap kelompok instrumen musik (termasuk instrumen musik tiup,
perkusi, dan pit). Demikian pula halnya dengan pelatih visual,
perangkat lunak digunakan untuk mempermudah perancangan formasi
barisan, simulasi dan analisis atas kemungkinan terjadinya tabrakan
antar pemain, dan visualisasi permainan tiap lagu dalam suatu
penampilan.
Beberapa
perangkat lunak yang tersedia saat ini bahkan mampu menggabungkan
disain formasi barisan dan aransemen musik sehingga menjadi suatu
bentuk model pertunjukan yang digunakan untuk memberikan gambaran atas
simulasi pertunjukan kepada seluruh pemain yang terlibat dengan tujuan
untuk mempermudah pemain dalam memahami alur pertunjukan dan aliran
pergerakan formasi barisan.
Kompetisi
Kompetisi
umumnya menjadi perangsang atas kemajuan marching band di Indonesia.
Dengan adanya kompetisi ini, masing-masing marching band umumnya
berupaya untuk mengembangkan, atau mengadaptasikan teknik-teknik
permainan tertentu untuk menunjukkan kapabilitas grup marching band
tersebut, atau menciptakan satu keunikan yang berbeda sehingga menjadi
ciri khas penampilan suatu grup marching band. Skala kompetisi ini bisa
mencakup tingkat daerah, propinsi, ataupun nasional. Di Indonesia
terdapat cukup banyak ajang kejuaraan tingkat nasional yang
diselenggarakan, namun yang umumnya frekuentif diselenggarakan secara
konsisten adalah GPMB (Grand Prix Marching Band).